My Post

CERITA PERJALANAN KE TOKYO JEPANG

  
Gambar 1. Foto dengan latar belakang bunga sakura

Ada yg tau atau bisa nebak foto itu dimana? Saya yakin hampir semua pembaca pasti tau foto itu dimana dan saya yakin para pembaca bisa nebak bahwa foto itu ada di Jepang. Tau dari mana?tentu tau dari background foto yang terdapat bunga sakuranya, karena bunga sakura identik dengan Negara Jepang. Foto tersebut tepatnya di daerah Higashi murayama masih kawasan Tokyo yang merupakan ibukota Negara Jepang. Ok, kita bukan mau membahas foto tersebut ya tapi tulisan kali ini akan membahas pengalaman perjalanan ke Tokto jadi siapa tau bisa menjadi referensi kalau temen-temen semua berkunjung ke Tokyo.

Tentu seperti kunjungan keluar negeri pada umumnya, kita harus punya paspor dan visa. tentang persyaratan pasport bisa diurus di kantor Imigrasi masing-masing daerah, saya kebeneran di Daerah Bogor sehingga ngurus pasportnya juga di daerah Bogor dan pengurusannya bisa Online maupun lewat WhatsApp. Persyaratan-persyaratan untuk pembuatan pasport di Bogor bisa dilihat di link berikut ini (Imigrasi Bogor). Sedangkan pengurusan visa, untuk waktu tinggal lama lebih dari 90 hari biasanya membutuhkan COE (Certificate of Eligibility) dari Institusi yang memanggil kita. Pengurusan visa saya sendiri diurus di wilayah yuridiksi Jakarta, tentang syarat-syarat pengurusan Visa Bisa dilihat di link berikut ini (Visa Jepang). COE adalah semacam undangan dari Institusi yang memanggil kita. COE merupakan surat keterangan yang berisi tentang kelayakan seseorang untuk tinggal di Jepang dalam jangka waktu tertentu. Bentuk COE dapat dilihat pada gambar 2. 
 
Gambar 2. Salah Satu Contoh Certificate of Eligibility (COE)
 
Nah setelah nanti tiba di Bandara di Jepang, COE ini nanti akan ditukar dengan Residential Card seperti yang dapat dilihat pada gambar 3 dan 4, Pada bagian belakang Residential harus sudah terisi paling lambat 14 hari kerja ketika kita sudah ada dijepang jadi alangkah baiknya jika temen-temen semua datang ke Jepang sudah punya tempat tinggal sehingga pada bagian belakang bisa segera terisi alamat tempat tinggalnya.Setiap perpindahan alamat nanti akan tertulis di halaman balakang Residence Card Halaman belakang tersebut. Nah tempat melaporkan alamat tempat tinggal dan yang mencetak halaman belakang tersebut namanya City Hall atau kalau di Indonesia namanya Kelurahan/Kecamatan.

Gambar 3. Residen Card Halaman Depan

Gambar 4. Residen Card Halaman Belakang
Tapi jangan horor dulu denger kata kecamatan/keluarahan ya...kecamatan/kelurahan di Jepang sangat beda jauh pelayanannya. antrian tidak boleh lebih dari 30 menit, kalau lebih pegawainya bisa langsung disamperin sama pegwai yang lain atau sama supervisornya. So guest, jangan kawatir teman-teman akan enjoy dan tidak banyak menghabiskan waktu disini. Tarifnya pun sudah tertera. O Iya ada yang kelupaan, sebelum ke City Hall, teman-teman juga harus sudah punya "Hangko" atau stempel nama kita, jadi di Jepang yang merepresentasikan tanda tangan salah satunya adalah Hangko. Di City Hall juga nanti teman-teman akan langsung didaftarkan asuransi kesehatannya karena asuransi kesehatan wajib dimiliki setiap orang yang tinggal di Jepang, sama lah kaya di Indonesia adalah BPJS. Kartu asuransi kesehatan akan dikirim ke alamat kita 2 atau 3 hari kemudian, nah ini ada ajaibnya di masalah kartu asuransi ini. Jika pak pos nya g ketemu kita angsung maka akan ada surat yang ada barcodenya, scan barkode itu akan langsung terkoneksi ke web dimana kita bisa janjian sama tukang posnya yang kira-kira waktu pak posnya langsung bisa serah terima ke kita langsung, amazing kan ya, hahahahaha. tidak main titip-titipan kaya pos di Indonesia. Kemudian yang g kalah penting adalah teman-teman harus minta surat keterangan tempat tinggal atau dikenal dengan nama "Juminho" seperti yang terlihat pada gambar 5. 
 Gambar 5. Contoh Juminho

Nah, selanjutnya tentang tempat tinggal. Karena kalau bisa sebelum ke Jepang teman-teman harus sudah punya tempat tinggal karena pada saat urus visa dan residence card juga harus jelas alamat tinggalnya dimana. Banyak agen-agen apato (Apartmen) Apartemen di Tokyo, dan kalau di sekitar Tokyo memang harganya luar biasa mahalnya. Ada yang untuk single ada juga yang untuk keluarga. Kalau untuk sementara mungkin bisa di "BnB". Singkat saja, agen yang saya pakai adalah "Tokyo Apartment" karena agen ini yang paling mudah di akses bisa lewat Facebook melalui link ini. Sedangkan melalui web bisa di akses melalui link tokyo apartment. Nah ada satu tempat lagi berkaitan dengan tempat tinggal yang menurut saya tempatnya enak, nyaman dan boleh dibilang miring harganya. Tetapi tempat ini khusus untuk yang datang ke Tokyo sendirian tidak sama keluarga dan syaratnya adalah mahasiswa/Postdoctoral, nama Tempatnya adalah "Takasago Student House".Tempat ini mirip kos-kosan kalau di Indonesia, Tempatnya di Higashi Murayama, dekat dengan stasuin kereta Sheibu Shinjuku yaitu stasiun Hagiyama. Dari stasiun tersebut cuma 500 meter. Ditempat ini mayoritasnya adalah orang Indonesia jadi lumayan lah untuk penyesuaian diri. Bagian Depan "Takasago Student House" seperti yang terlihat pada gambar 6.Kos-kosan ini ada 4 lantai, dan tiap lantai ada Toilet, Kamar mandi (ada air panasnya), Dapur, dan tempat nyuci serta tempat jemur baju seperti yang terlihat pada gambar 7, 8, 9, 10, 11. Di lantai 1 pun sudah tersedia ruang tamu, olah raga (tenis meja), Tempat belajar (karena sebagian besar orang Indonesia, tampat ini dijadikan tempat sholat berjamaah) Seperti yang terlihat pada gambar 12, 13, 14 dan 15. Bagian dalam kamarnya pun sudah lengkap beberapa perabotan seperti dipan dengan kasurnya, lemari baju dan lemari tempat narung barang-barang, meja belajar, Pendingin dan pemanas, kursi seperti yang terlihat pada gambar 16.
 Gambar 6. Bagian depan Takasago Student House.

 Gambar 7. Tempat kamar-kamar di lantai 1

 Gambar 8. Toilet di lantai 1(Lantai 2,3,4 tipenya sama)

 
 Gambar 9. Dapur (Lantai 2,3,4 tipenya sama)
 Gambar 10 Tempat Nyuci tersedia mesin cucu dan pengering (Lantai 2,3,4 tipenya sama)

Gambar 11. Kamar mandi (Lantai 2,3,4 tipenya sama)

Gambar 12. Tempat administrasi (bayar kosan)

Gambar 13. Ruang tamu

Gambar 14. Ruang Olah Raga (Tenis Meja)

Gambar 15. Ruang Belajar (Jadi tempat sholat, hahahah)
Gambar 16. Kamar di Takasago Student House
 Gambar 17. Party di Takasago Student House 1

  Gambar 18. Party di Takasago Student House 2

 Gambar 19. Party di Takasago Student House 3
Bagi muslim khususnya laki-laki, tentu ketika kita di suatu daerah atau tempat masjid merupakan hal utama yang mesti kita ketahui karena berkaitan dengan pelaksanaan sholat Jumat. Di Tokyo, khususnya di daerah Kabukicho ada satu masjid yang jemaahnya kebanyakan dari Indonesia, nama masjidnya adalah masjid Al-Ikhlas seperti terlihat pada gambar 20. Masjid ini menarik karena berada di tengah-tengah kabukicho yang merupakan salah satu daerah "Hitam" di Tokyo. Maksudnya daerah "Hitam" adalah, daerah ini banyak klub-klub malam, pelacuran, dan hal-hal negatif lainnya yang hampir sebagian besar dikuasai Yakuza. Banyak orang-orang penting Indonesia yang berkunjung ke Masjid ini karena uniq bs berdampingan dengan hal-hal negatif tersebut. Orang-orang disekitarnya pun tidak ada yang menggang, malah masjid ini dalam pengawasan Kepolisian Tokyo dan setiap Jumat masjid ini dijaga oleh 2 orang Polisi Jepang, menarik kan bro....Di masjid ini juga setiap malam jumat diadakan Yasinan dan makan bersama.
Gambar 20. Masjid Al-Ikhlas Kabukicho
Saya rasa sekian dulu cerita tentang perjalanan ke Tokyo, next kita sambung tentang makanan-makanan halal disekitar Tokyo, walaupun bercandaan dari teman-teman di Takasago Student House kalau mau halal tinggal bawa "cap halal"nya, hahahahaha. Untuk mengetahui lebih lanjut dapat menghubungi saya di 



Dr. Muhamad Yulianto, ST., MT
email : muhamad_yulianto@yahoo.com atau yulianto.tegal@gmail.com













Selamat Datang Duta Besar Repulik Indonesia untuk Jepang Bapak Heri Akhmadi

Sudah sejak lama Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Jepang dipimpin oleh Kuasa Usaha Ad-interim Bapak Tri Purnajaya tepatnya semenjak D...